Sejak pandemi Covid-19 merebak pada Desember 2019 silam, dunia kalut. Awalnya, tidak sedikit yang bersikap meremehkan. Di Indonesia, drama pejabat publik dan tarik menarik kepentingan justru berlangsung alot. Mereka meremehkan sambil berkelakar. Agamawan konservatif lalu menyempurnakannya dengan membuat pernyataan menyesatkan.
Virus pun merenggut banyak korban. Sebab tak mau menanggung kebutuhan dasar warganya, UU Karantina tidak diterapkan, dan warganya dibiarkan menolong diri sendiri. Karena karantina/lockdown maupun PSSB mengancam keberlanjutan sistem kapitalis, di berbagai negara, termasuk Indonesia, cara-cara itu lantas diperlonggar untuk me-refresh kinerja kapital. Sekalipun begitu, PHK massal sudah terjadi di mana-mana.
Kemunculan wabah Corona dan wabah lain sebetulnya tidak bisa dilepaskan dari cara manusia memenuhi kebutuhan hidupnya saat ini—yang berbeda dibandingkan empat abad lalu. Kami akan mengulas bagaimana sistem produksi kapitalis saat ini membentuk dan mempersering kedatangan wabah: entah itu yang menjadi endemi, epidemi, ataupun pandemi.
Lantas, bagaimanakah cara kita memenuhi kebutuhan hidup selama ini? Bagaimana sistem kapitalisme yang disebut-sebut itu, merusak hubungan sosial dan lingkungan kita? Bagaimanakah ia memproduksi wabah, dan apa yang harus kita lakukan? Buku saku ini dengan ringkas akan mendiskusikannya.
Buku saku dapat diunduh di sini