Bagi negara-negara pascakolonial (merdeka), memiliki sumber daya alam (SDA) melimpah tak berarti benar-benar merdeka dari apa yang disebut Soekarno sebagai Neokolonialisme (Nekolim). Neokolonialisme adalah penjelmaan baru dari penjajahan gaya lama. Sasarannya sama, menguras habis-habisan SDA di negara berkembang atau negara Selatan.
SDA, di satu sisi merupakan anugerah, tapi di sisi lain juga menjadi “kutukan”. Dalam hal ini, Indonesia dan negara-negara pascakolonial lain nyatanya memiliki persoalan yang sama. SDA-nya tidak benar-benar diperuntukkan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat, tapi jatuh ke ‘tangan yang lain’ akibat logika ekonomi politik kapitalisme yang mereproduksi ketergantungan dan korupsi di bidang SDA.
Dalam Jurnal ini, ketidakberesan penguasaan, pengaturan, pengelolaan, dan pemanfaatan SDA dibahas secara mendalam dan komprehensif, mulai dari soal hegemoni ideologi, korupsi, penjarahan melalui instrumen hukum, hingga anak bangsa yang dihilangkan nyawanya karena melindungi SDA. Jurnal yang ditulis Bambang Widjojanto, Eko Cahyono, In’amul Mushoffa, dan M Mahruz Ali, Rudi Hartono, dkk ini patut dikaji para pemangku kebijakan, penegak hukum, akademisi, aktivis, dan siapapun yang ingin melihat kompleksitas persoalan SDA di bumi pertiwi ini.
Jurnal ini bisa anda dapatkan di berbagai toko buku.