Perjuangan, Pembebasan, dan Pertaruhan (Sajak-sajak A. Musawwir)*

Perjuangan

Seperti perawan

Tubuhnya terjaga dari yang haram

Tak terjamah oleh birahi

Oleh nafsu dan kepentingan

Darah yang mengalir di dadanya

Adalah cinta dan keberanian

Menggempur benteng lawan

Baginya ketidakadilan dan penindasan

Adalah musuh, pendzalim yang nyata

 

Di setiap tangis

Di setiap luka kaum papa

Gerakan ialah kepastian

Kebersamaan sebagai penandanya

 

Perjuangan dan harapan

Rantai keniscayaan manusia

Seperti Adam yang terus berjuang

Menumbangkan Iblis, si raja penindas

Seperti Muhammad, penghulu pembebas ummat

Seperti tabi’in, ahli ilmu

Dan para aktivis yang terus bergerak

Menerjang surga impian raja-raja loba

 

Perjuangan tular-menular

Langkahnya tak mudah

Tapi bukan berarti tak mungkin!

 

Perjuangan adalah perawan

Yang mesti dijaga

Bebas dari kepentingan!

 

Malang, 2017

 

Pembebasan

Aku bukan pusat

Bukan sarang dominasi;

Rantai yang mengikat di leher korban

Dari seorang patron

 

Namaku siapa saja

Aku lahir di Negeri Seribu Bahasa

Tanah airku adalah kesadaran

Suaraku adalah perlawanan

Bersama mereka yang dilemahkan!

 

Malang, 2013

 

Pertaruhan

Bahkan dalam sebuah pertaruhan

Kau tak punya cukup kata-kata

Hanya bualan puisi yang kau anggap selesai

Bahkan pada suatu makna

Kau coret nama-nama lainnya

Lalu kau pasang namamu sendiri

Demi kata “abadi dan gagah perkasa”

 

Dan aku tak punya sesuatu apapun

Untuk dipertaruhkan

Hanya degup di hati

Mendekatlah padaku;

Tolong kau raba bait-baitnya

 

Jogja, 2016

 

*Setiap hari Senin, redaksi akan menayangkan kumpulan puisi karya A. Musawwir.

 

Tentang Penulis: A. Musawir, Lahir pada 07 Mei 1989, Pamekasan, Madura. Minat belajar sastra, khususnya puisi dan karya fiksi. Pernah tinggal di Jogjakarta, mendalami karakter sebagai penjual Es Tebu di Jl. Gedongkuning, Pilahan, Kotagede (2016). Ketua Komunitas Seni-Budaya Lembah Ibarat, Kalimetro, Malang (2013-2014). Kepala Divisi Pendidikan Publik Malang Corruption Watch (MCW) (2013-2015). Singgah di Jurusan Bahasa dan Sastra Arab, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang (2008-2009), mutasi ke Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris di kampus yang sama (2009-2012/tidak lulus). Kini penulis tinggal di Kota Malang bersama istri tercintanya, mendalami karakter sebagai penjual Molen Mini di daerah Watugong, Lowokwaru.

 

Sumber gambar utama: javapost.nl

Tinggalkan Balasan