Bulan Ramadhan sering disebut sebagai bulan penuh berkah. Kaum Muslim umumnya berlomba-lomba beribadah, mendekatkan diri pada Tuhan, dan ‘memperbanyak pahala’. Namun, geliat aktivitas di bulan Ramadhan ini justru melahirkan fenomena kontradiktif: konsumerisme. Sementara di berbagai wilayah, banyak orang hidup dalam kemiskinan dan ketertindasan. Praktik penggusuran, eksploitasi, perusakan lingkungan, dll masih terjadi di ‘bulan penuh hikmah’ ini. Ini mengindikasikan bahwa momen sakral dalam tradisi kaum Muslim ini tak bisa dikata belum menjadi instrumen spiritual untuk pembebasan sosial.
Kondisi itu bisa dipahami sebab praktik keberagamaan umat Islam di Indonesia pada umumnya bisa dikatakan masih konservatif. Agama masih dipahami dan dipraktikkan hanya pada soal ritus, mahdah, dan menceraikan tugas menjaga hubungan dengan Tuhan (hablun min-Allah) dari tugas-tugas pembebasan sesama umat manusia (hablun min–annas) dan alam (hablun minal-alam). Padahal, ideologi dan sistem kapitalisme yang didasarkan pada materialisme-individual dan hidup matinya ditentukan oleh eksplotasi terhadap manusia dan alam telah begitu jauh mendikte kehidupan umat manusia di planet ini.
Di tengah situasi ini, maka diperlukan satu arena untuk mempopulerkan gagasan pemikiran Islam Progresif. Sebetulnya, wacana Islam Progresif—yang mencoba untuk menceraikan ikatannya dari diskursus Liberalisme Islam, sudah muncul setidaknya dalam 4-5 tahun terakhir. Wacana Islam ini hadir melawan kapitalisme dengan mencari titik temu antara Islam dengan sosialisme dan varian kontra kapitalisme lainnya. Dalam tulisannya yang berjudul Dua Islam Bergerak, misalkan, Muhammad Al-Fayyadl menyinggung perlunya menghadirkan kembali wajah Islam yang pada jaman kemerdekaan dahulu diperjuangkan oleh Haji Misbach.
Namun hingga hari ini, geliat wacana Islam Progresif seperti mengalami jalan terjal yang bisa dilihat dari: pertama, minimnya reproduksi di leval gagasan. Kedua, minimnya propaganda ajaran-ajaran Islam Progreif yang bisa dibaca oleh umat secara luas, tidak hanya kalangan akademik saja. Ketiga, ‘belum tegasnya’ analisis kelas dalam wacana-wacananya. Dalam konteks yang disebut terakhir, Islam Progresif masih dilihat sebagai instrumen teologis untuk membela kaum tertindas (mustadl’afin). Frase pembelaan menempatkan pelakunya sebagai outsider, di luar yang tertindas itu sendiri.
Dalam relasi sosial kapitalis, pemahaman demikian bukan tanpa masalah sebab kapital telah telah menindas hampir seluruh lapisan umat manusia, bahkan bumi itu sendiri. Di titik ini, frase kaum tertindas yang sering didengungkan dalam wacana Islam Progresif diperlukan penajaman –siapa yang tertindas itu? Apa barometer untuk menempatkan satu kelas dalam kategori tertindas dan kelas lain dalam kategori penindas?
Dalam perspektif sosialisme ilmiah, sistem kapitalisme bisa diakhiri dengan cara-cara tertentu. Salah satunya yang pokok adalah perjuangan kelas proletar. Kelas proletar menentukan perjalanan sejarah umat manusia karena dari tangan merekalah barang-barang kebutuhan hidup umat diproduksi. Sejauh mana relevensi konsep proletar dilekatkan pada konsep mustadl’afin ini? Berdasar kegelisahan ini, diperlukan ruang untuk mendiskusikan, mempertajam, dan mempopulerkan analisis dan perjuangan kelas dalam wacana dan perjuangan Islam Progresif.
Tadarus Islam Progresif ini disenggarakan untuk “mengkaji dan mempopulerkan urgensi perjuangan kelas dalam wacana dan perjuangan Islam Progresif”.
Garis Besar Tadarus
- Islam, Tauhid, dan Keadilan
- Pengantar Islam Progresif
- Posisi Islam Progresif dalam Pemikiran dan Praktik Keberislaman di Indonesia
- Islam, Kapitalisme, dan Sosialisme
- Perjuangan Kelas dan Islam Progresif
- Perjuangan Revolusioner Para Nabi
Waktu dan Tempat
Pendaftaran dibuka dari tanggal 10 sampai 14 Mei 2019 (22.00 WIB)
Pemberitahuan tema presentasi pada peserta lolos seleksi tanggal 14 Mei 2019 (23.00-24.00 WIB)
Pelaksanaan akan dilaksanakan pada 15 – 22 Mei 2019 setiap Pukul 20.30 – 23.30 WIB,
di Gazebo Wisma Kalimetro Jl. Joyosuko Metro No.42, Merjosari, Kota Malang
Pendaftaran
Formulir pendaftaran yang diunduh di sini. Formulir yang telah diisi lengkap dikirim ke alamat email: intransinstitute@gmail.com dengan subjek “Tadarus Islam Progresif”. Pendaftaran ditutup pada 23.00 WIB tanggal 14-Mei 2019. Surat pemberitahuan sebagai peserta, term of reference, dan tugas presentasi akan dikirim via email.