Wajah-Wajah, Koruptor, Latar Depan Istana (Sajak-sajak A Musawir)

Wajah-Wajah

__Jutaan wajah melamar jadi bulatan jam kerja__
“Itu sudah lumrah, pemandangan sehari-hari di kota kami”
Ungkap salah seorang gerombolan di sebuah Cafeteria

Jutaan bayi lahir dari kerutan wajah sejarah
Sebagaimana ajal jutaan lansia yang telah udzur

Wajah-wajah riang
Wajah-wajah murung
Wajah-wajah tumbuh sifat
Tangan waktu mengusapnya dengan kasih

Aku jadi ingin berkaca
Dan entah sihir apa
Yang membuat wajahku jadi berkabut begini
Aku pangling, lupa berkaca pada diri sendiri

Malang, 2013

 

Koruptor

Wujudnya seperti bunglon
Hewan kharismatik
Tapi licik
Seperti possum
Hewan pengerat
Pencuri berat

Bunglon dan possum
Secerdik apakah mereka?
Gerilya ‘Tangan Waktu’
Pasti berhasil menangkapnya

Malang, 2017

 

Latar Depan Istana

Pohon beringin yang rindang
Seperti payung kuna
Penjaga halaman istana
Usianya sudah tua
Tapi masih kuat akarnya
Di bawah pohon raksasa itu
Rumput-rumput dipangkas rapi
Sesuai kehendak tuannya
Dan rantai seekor anjing
Telah dipasang pada tempatnya;
Gerbang aman!

Seseorang datang dengan muka tebal
Ia berpidato di tengah halaman:
“…bla, bla, bla…
Beringin itu tak kan tumbang
Rumput-rumput akan terus kupangkas
Tak ada lagi rumput liar!
Anjing-anjingku siap berjaga
Mengawasi yang di dalam dan yang di luar”

Malang, 2013

 

*Setiap hari Senin, redaksi akan menayangkan kumpulan puisi karya A. Musawwir.

 

Tentang Penulis: A. Musawir, Lahir pada 07 Mei 1989, Pamekasan, Madura. Minat belajar sastra, khususnya puisi dan karya fiksi. Pernah tinggal di Jogjakarta, mendalami karakter sebagai penjual Es Tebu di Jl. Gedongkuning, Pilahan, Kotagede (2016). Ketua Komunitas Seni-Budaya Lembah Ibarat, Kalimetro, Malang (2013-2014). Kepala Divisi Pendidikan Publik Malang Corruption Watch (MCW) (2013-2015). Singgah di Jurusan Bahasa dan Sastra Arab, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang (2008-2009), mutasi ke Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris di kampus yang sama (2009-2012/tidak lulus). Kini penulis tinggal di Kota Malang bersama istri tercintanya, mendalami karakter sebagai penjual Molen Mini di daerah Watugong, Lowokwaru.

 

Tinggalkan Balasan